Awal tahun 2022 kemarin, Elon Musk secara mengejutkan membeli saham minoritas dari Twitter sebesar 9,2%. Walaupun mempunyai saham minoritas tersebut, Elon Musk tidak bersedia untuk masuk ke dalam jajaran direksi. Tidak lama setelah itu, pada tanggal 1 April 2022 Elon Musk menawar 100% saham twitter dengan mahar 44 miliar dolar atau setara 634 triliun rupiah. Setelah mengadakan rapat dengan seluruh pemegang saham minggu 24 April 2022 kemarin, akhirnya mereka setuju 100% saham dibeli oleh Elon.
Baca Juga: Siapa yang Lebih Hebat di 2022? TikTok atau Instagram?
Lalu apa yang akan dilakukan Elon setelah membeli Twitter?
Cerita seru sebelum pembelian Twitter
Elon Musk memang menjadi media sosial savvy, khususnya di Twitter. Di tahun 2021, Elon Musk mengatakan bahwa 50% dia ngetweet di toilet. Kemudian di tahun 2018, Elon Musk ngetweet bahwa akan membeli Fortnite, tetapi langsung dihapus. Puncaknya adalah di bulan April ini, Elon mengatakan bahwa Twitter seharusnya menjadi tempat freedom of speech dan itu akan diubahnya ketika sukses membeli Twitter.
Elon Musk tentu tahu bahwa Twitter sebenarnya merupakan media sosial yang stagnan, karena Twitter dinilai kurang berkembang dibandingkan Instagram, Facebook atau bahkan TikTok. Walaupun begitu, Twitter mempunyai daya jual tinggi karena masih menjadi platform freedom of speech terbesar di dunia.
Subscription dan freedom of speech
Cara monetize Twitter selama ini adalah melalui iklan yang muncul di aplikasinya. Elon Musk ternyata tidak menyukai hal tersebut, dilansir dari bbc.com, Elon Musk ingin mengubah cara monetize dari ad based menjadi subscription. Belum jelas bagaimana cara kerja subscription, tetapi subscription merupakan cara monetize yang lebih hard sell dibandingkan ad based.
Kemudian Elon Musk akan membuat Twitter menjadi platform yang bebas. Setelah pemilu Amerika Serikat, Twitter melakukan filterisasi sangat tinggi untuk menanggulangi propaganda dan hoaks. Elon Musk ternyata tidak menyukai hal tersebut, diprediksi Elon akan membuka selebar-lebarnya para pengguna Twitter untuk berkata apapun dan tetap bertanggungjawab.
Muncul Kecemasan terhadap perlindungan privasi dan HAM
Meskipun masih membutuhkan waktu beberapa bulan lagi hingga proses pembelian ini selesai. Beberapa pengamat mulai mencemaskan privasi pengguna Twitter pasalnya sistem direct message (DM) di Twitter tidak menggunakan enkripsi end-to-end sehingga dikhawatirkan Elon Musk dapat dengan mudah membaca seluruh percakapan di DM pengguna Twitter. Apa lagi kini Twitter menjadi persudahaan private.
Selain permasalahan perlindungan pribasi, aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) khawatir Twitter akan menjadi platform freedom of speech yang terlalu “vulgar” dan berlebihan. Kekhawatiran ini cukup beralasan karena selama ini Elon Musk dikenal sebagai pribadi pendukung absolut kebebasan berbicara. Dia mengambarkan kebebasan berbicara sebagai demokrasi demokrasi yang berfungsi. Tidak jarang bos Tesla ini mengkritik kebijakan Twitter yang ia anggap menghambat proses kebebasan berbicara. Ia ingin Twitter menjadi forum bebas untuk menyuarakan pendapat.
Kendati ada kecemasan dan kekhawatiran sebagaian pihak pada kepemilikan Twitter oleh Elon Musk, beberapa pengamat lain memiliki pandangan berbeda. Justru dengan dimiliki Elon Musk, visi dan misi Twitter sebagai platform kebebasan berbicara akan lebih terarah dan terjaga. Ini terlihat dari keinginan Elon Musk untuk membersihkan Twitter dari akun spam dan akun bot.
If our twitter bid succeeds, we will defeat the spam bots or die trying!
— Elon Musk (@elonmusk) April 21, 2022
Masa Depan “Gila” Twitter Dimulai
Pembelian Twitter oleh Elon Musk akan mengubah jenis perusahaan yang sebelumnya adalah public menjadi private. Patut kita tunggu apa langkah pertama Elon Musk setelah membeli Twitter ini. Dan yang pasti, langkah pertama sudah pasti akan “gila”. (da)