Sudah hampir sebulan ini saya kembali beraktifitas di Kota Surabaya dan Mojokerto. Loh Sudah tidak di Jakarta lagi? Yup, tidak, saya sudah kembali ke Kota kelahiran dan memutuskan untuk berkarya di Kota penuh perjuangan, Kota Pahlawan, Surabaya.
Sebagai seorang bujang yang memiliki keluarga (Ibu dan Adik), mau tidak mau harus pandai-pandai membagi waktu antara berkarya dan berkumpul dengan keluarga. Ditambah masih dalam proses jadi warga Surabaya.. – Ups ini sensor. Hal ini membuat saya harus bolak-balik Mojokerto – Surabaya. Meskipun jaraknya hanya +- 55 KM yang notabene bisa ditempuh dengan kendaraan bermotor selama +- 1,5 jam, namun alangkah baiknya tenaga untuk nyetir disimpan dan digunakan untuk hal yang bermanfaat – alesan kalau males.. hihi…
Sebenarnya, jika males nyetir, posisi Mojokerto yang ada di jalur selatan yang menghubungkan Jawa Timur dengan Jawa Tengah bahkan ke Jawa Barat dan Jakarta, moda transportasi umum sangat banyak pilihannya. Saya bisa menggunakan Bus atau Kereta Api. Sesuai judul postingan kali ini, saya tidak akan membahas moda transportasi Bus, melainkan Kereta Api.
Kenapa Saya Mendambakan ada Kereta Commuter Surabaya – Mojokerto PP?
Seperti yang sudah saya bilang di paragraf sebelumnya, tidak susah mencari moda transportasi umum yang bisa digunakan untuk bepergian dari Mojokerto ke Surabaya atau sebaliknya. Kereta Api baik KA Jarak Jauh dan KA Lokal mau yang kelas Ekonomi hingga Eksekutif, pasti berhenti di stasiun Mojokerto. Sayangnya, untuk saat ini (saat postingan ini di tulis) tarif setiap KA tersebut kurang rasional untuk tarif perjalanan KA yang hanya menempuh jarak 44 KM. Dulu memang murah, hanya Rp 2.000,- (tarif KA KRD), sekarang naik 5x lipat jadi Rp 10.000,-. Tarif KA bisnis dan eksekutif tak perlu saya sebutkan di sini. Sampeyan bisa kira-kira sendiri. hihi… 😀
Memang tidak ada Kereta Commuter yang tarifnya terjangkau?
Sekitar 3 – 4 tahun lalu Daops 8 KAI Surabaya memiliki kereta Commuter “Angkutan Rakyat Ekonomi Kecil Surabaya-Mojokerto” (Arek Surokerto) – berjenis kereta rel diesel listrik (KRDE) – yang melayani rute Mojokerto – Surabaya PP dan memiliki jadwal keberangkatan yang cukup banyak. Saat itu, kereta ini menjadi solusi dan alternatif untuk mereka yang tidak ingin menggunakan bus lantaran ingin cepat sampai di pusat Kota Surabaya. Sayangnya, saat ini rangkaiang kereta Commuter “Arek Surokerto” teronggok diam karatan di Dipo KAI Sidotopo, Surabaya. Ya, Arek Surokerto dipensiunkan dini karena alasan teknis, saya dengar dari beberapa teman bahwa “kereta rusak” dan sparepart tidak ada dan rangkaian satunya dipakai untuk Komuter Delta Ekspress. 🙁
** Arek Surokerto Teronggok di Dipo Sidotopo **
Dibilang tidak ada Kereta Commuter di jalur KA Mojokerto tidak juga. Awal November 2014 kemarin KAI mulai mengoperasikan kereta rel diesel (KRD) milik Kementrian Perhubungan melayani rute perintis di jalur antara Stasiun Sidoarjo sampai dengan Stasiun Mojokerto setelah dioperasikannya kembali jalur KA Sidoarjo – Tarik. Selain itu juga ada Kereta Arjuna Express yang melintas di stasiun Mojokerto. Arjuna Express ini merupakan kereta Commuter kelas bisnis dengan relasi Madiun – Surabaya Kota. Karena masuk dalam kereta kelas bisnis, tarif Arjuna Express pun menjadi tidak pas untuk kondisi masyarakat suburban Mojokerto yang harus pulang pergi Mojokerto – Surabaya untuk mengais rezeki di kota terbesar kedua Indonesia tersebut.
Dari secuil alasan di dua paragraf di ataslah mungkin saya dan warga Mojokerto yang beraktifitas di Surabaya sangat mendambakan adanya moda transportasi Commuter dengan harga terjangkau. Mungkin ya, ini mungkin.. Kalau bisa seperti Commuter Line Jabodetabek. Toh Mojokerto adalah kota penyangga Surabaya dan masuk dalam roadmap pembangunan Jawa Timur “GER-BANG-KERTO-SU-SI-LA.” Mau tidak mau, warga Mojokerto akan menjadi suburban Kota Surabaya – saya salah satunya. Hihihi..
Jika harapan akan adanya kereta Commuter Surabaya – Mojokerto PP ini tidak segera terealisasi, bisa jadi kemacetan di Surabaya tak terelakkan. Kenapa? karena warga suburban seperti warga Mojokerto yang bekerja di Surabaya tidak mendapatkan pilihan moda transportasi yang memadai. Masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi untuk aktivitasnya. Dan hal ini sudah terbukti, banyak kendaraan dengan Nopol “S” dan seliweran di Surabaya – termasuk motor saya. Hehehe…
Sudah, mungkin itu saja curahan uneg-uneg saya mengenai harapan segera ada (lagi) Kereta Commuter Surabaya – Mojokerto PP. Tak ada niatan aneh-aneh, hanya pure uneg-uneg dan harapan wong cilik biasa. Hehehe.. 😀
Mantap Gan artikelnya, jalur Sumo sama halnya jalur Solo Jogja yang padat, sayang tidak tersentuh angkutan massal yang memadai seperti halnya Prameks atau KRL Jabodetabek.
Yang ada cuman KRD Kertosono dan Dhoho dengan harga yang lumayan…..
Semoga masukan ini bisa menjadi pertimbangan dan ada upaya realisasi dari KAI untuk menggiatkan lagi “Arek Surokerto” ini saya salah satunya masyarakat sub urban/penglaju SuMo tiap hari yang sampai sekarang masih terpaksa masih mengandalkan angkutan bus.
Iya aku setuju banget, penting buat kita yg kerja di surabaya. Dulu waktu kerja di jakarta, aku bisa pp jakarta-bogor setiap hari. Padahal kalo dihitung2 jkt-bgr lebih jauh dari sby-moker. Seandainya ada krl mungkin kita ga perlu ngekos lagi, terus kita ga perlu bawa kendaraan pribadi.
KRL surabaya sangat memuaskan, saya pernah menaiki sewaktu disana hehehe