Menikmati Malam di Taman Fatahilah Kota Tua Jakarta

128
Jalan-jalan-kota-Tua

Jalan-jalan-kota-Tua

Banyak yang bilang jika ke Jakarta belum menginjakkan kaki dan menjelajah kawasan Kota Tua Jakarta, belum ke Jakarta. Ibukota Negara Indonesia ini memang lebih dikenal dengan kota yang berbasis bisnis daripada wisata. Bisa dikatakan, sebagian orang yang datang ke Jakarta tujuannya bukan untuk berwisata, melainkan untuk urusan pekerjaan atau bisnis. Tidak heran sih, karena banyaknya daerah perkantoran yang tersebar di tiap walikota. Hal ini juga diperkuat dengan munculnya hotel-hotel di kota Jakarta dengan nuansa bisnis yang berlokasi di dekat pusat bisnis.

Nah, saya sendiri sependapat dengan pernyataan tersebut, tetapi sebenarnya kota Jakarta juga memiliki destinasi wisata yang tidak kalah dengan tempat lainnya. Kurang lebih sudah dua tahun sejak saya pertama memutuskan untuk berkarya dan belajar di Jakarta, tak pernah sekali pun saya mengunjungi destinasi wisata wajib dikunjungi di Jakarta tersebut. *kebangetan kan?* 😀

Dari pada saya dibilang sudah di Jakarta tapi belum sepenuhnya di Jakarta, akhirnya saya putuskan untuk luangkan waktu untuk mengunjungi salah satu destinasi wisata di Jakarta, dan kali ini saya putuskan untuk jalan-jalan di kawasan peninggalan kejayaan Batavia a.k.a Kota Tua.

Rencana untuk menikmati sisi wisata Ibu Kota ini sebenarnya sudah saya rencanakan sejak beberapa minggu yang lalu, namun karena waktu yang belum mendukung – alasan saja 😛 – dan keputusan untuk plesiran yang bebarengan dengan musim hujan, membuat rencana tersebut baru bisa terealisasikan kemarin sore – selasa, 23 Desember 2014 – yang hampir gagal juga karena hujan lebat. Hehehe….

Jam 3 sore setelah hujan yang turun di wilayah Jakarta benar-benar reda, niatan untuk jalan-jalan ke kawasan Kota Tua muncul lagi. Dengan sepenuh niat, saya putuskan untuk jalan sore ini. Dalam hati, lumayan bisa menikmati sore di kawasan yang dari yang saya dapatkan infonya menarik untuk dikunjungi di sore hari. Tepat jam 5 sore, sesaat setelah tanggungjawab saya sudah selesai saya melangkahkan kaki menuju ke kawasan Kota Tua.

Baca jugaTak Lekang oleh Waktu, Kota Tua Jakarta Menyuguhkan Kuliner Betawi Tempo Dulu

Perjalanan dari kawasan Tebet menuju ke Kota Tua sore kemarin sengaja saya tempuh menggunakan kendaraan umum. Alasannya sederhana, ingin benar-benar merasakan nuansa jalan-jalan di Jakarta. Dan kendaraan yang saya pilih adalah Commuter Line. Pertimbangan menggunakan Commuter Line karena saya yakin arah Stasiun Cawang ke Statiun Kota sore hari pastilah tidak seramai Commuterline Arah Bogor, Bekasih, dll. Kawasan Kota Tua pun sangat dekat dengan Stasiun Kota, tinggal jalan kaki sebentar.

Sebenarnya, selain menggunakan Commuter Line, dari Tebet ke Kota Tua bisa ditempuh dengan menggunakan Bussway, sayangnya jika menggunakan busway dari Tebet, kita harus jalan kaki cukup jauh pindah koridor dari halte semanggi ke halte bendungan hilir untuk pindah busway jurusan Blok M – Kota.

Karena baru pertama kali, sesampai di Stasiun Kota saya sempat putar-putar tidak jelas alias kesasar. Bahkan sampai mau masuk halte busway. Karena tidak yakin, saya tanya pada petugas, ternyata searusnya sesaat saat turun dari Commuter Line saya harus langsung keluar ambil pintu sebelah kanan ke Jl. Lada , bukan ke kiri ke Jl. Jembatan Barui. 😀

Sesampai di kawasan Kota Tua, waktu di jam tangan saya sudah menunjukkan pukul 6 sore. Dalam hati, gagal deh menikmati sore di Kawasan Kota Tua, termasuk harus memendam keinginan untuk menjelajah Museum BI dan Museum Fatahilah.

Untuk info saja, di kawasan Kota Tua ini banyak sekali tempat-tempat menarik yang bisa dikunjungi, seperti beberapa museum, Taman Fatahilah, pelabuhan Sunda Kelapa, dll yang tidak bisa langsung dijelajahi dalam waktu satu malam atau satu hari saja.

Karena sudah pada tutup dan tak mungkin mendapatkan sunset di Kota Tua, saya putuskan untuk menghabiskan waktu dengan menikmati malam di Taman Fatahilah.

Taman Fatahilah ini boleh dibilang merupakan alun-alunya Kota Tua Jakarta. Lokasinya berada tepat di tengah, diapit beberapa gedung berarsitektur kuno yang kini jadi Museum Sejarah Jakarta, Café Batavia, Kantor Pos, dan beberapa gedung perkantoran. Di tengah-tengah taman Fatahilah ini terdapat sebuah Air Mancur yang juga berasitektur kuno khas jaman Belanda.

Layaknya alun-alun atau taman yang saya kunjungi di Kota-kota lain. Saat malam hari di taman Fatahilah ramai orang berdatangan untuk sekedar bersantai melepas penat bersama teman atau kerabat dekat. Tak ketinggalan, beberapa pedagang menggelar dagangannya, berharap malam itu limpahan rizki menghampiri mereka.

Santai saya menikmati malam dan memperhatikan beberapa pengunjung. Ada yang jalan-jalan cuci mata lihat barang-barang yang dijajakan pedagang, menikmati kuliner bersama keluarga, hunting foto, bercengkrama dengan sang kekasih, dsb.

Suasana Taman Fatahilah Kota Tua Jakarta

Otak-otak Goreng Kota Tua JakartaKuliner, ya.. banyak pedagang yang menawarkan aneka hidangan kuliner di sini. Setelah berkeliling, saya tertarik mencicipi camilan Otak-otak ikan goreng yang banyak dijajakan di kawasan taman Fatahilah ini. Awalnya saya mengira Krupuk Rambak, habis bentuknya mirip banget. Dan saat saya cermati lebih jauh, ternyata otak-otak yang digoreng.
Penasaran sama rasa otak-otak goreng, saya belilah 1 bungkus. 1 plastik otak-otak goreng harganya 5 ribu rupiah. Otak-otak goreng renyah ini disajikan dengan tambahan saos tomat dan saos sambal sebagai pelengkapnya. Untuk rasa, lumayanlah sebagai teman nongkrong memandang riuh taman Fatahilah.

Kuliner lain yang saya jajal di taman Fatahilah adalah Kerak Telor. Tenang, ini bukan kali pertama saya menyantap kerak telor. Hehehe.. Maksud hati ingin mencoba kuliner khas Jakarta yang lain, namun tak saya jumpai kuliner khas Jakarta lain selain Ketoprak & Kerak Telor. Selain itu, saya juga belum tahu, kuliner apa yang maknyus disekitaran taman Fatahilah ini.

Kerak Telor Kota Tua Jakarta

Oh ya, ada yang menarik perhatian saya dan pengunjung taman Fatahilah. Ada penampakan Kuntilanak dan Pocong di bawah salah satu pohon di area taman. Tenang, bukan penampakan hantu betulan, hanya beberapa orang kreatif yang berdandan ala Kuntilanan dan Pocong. Banyak pengunjung yang berfoto sama hantu jadi-jadian tersebut dan nyawer seikhlasnya setelah foto bersama. Menarik, tapi tetap horror. Hehe….

Hantu di Kota Tua Jakarta

Overall, memang kawasan Kota Tua utamanya taman Fatahilah oke banget buat dikunjungi disela-sela kesibukan di Ibu Kota ini. Kalau menurut kamu gimana?

27 KOMENTAR

  1. emang dari dulu fathila terkenal kota bersejarah jadi jagan heran banyak wisatawan manca negara yg datang ke fatahila jakarta

  2. Kayaknya ini seru ya 😀 ada kuntilanak siang siang gak ? 😀 biar tak tabokin IDE INDONESIA Beauty Girls

  3. salah satu kota tersibuk di dunia, namun yang bikin stress macetnya itu ya, namun bagaimanapun juga jakarta tetap kebanggaan Indonesia.

  4. duh kayaknya mantep banget nih kerak telornya. ada rencana pengen main ke taman fatahillah juga nih tapi belum tau kapan 🙁

  5. Wih kayaknya asik juga sekarang disana. Saya pernah lewat sekali disana, dulu sebelum diubah sama Pak Jokowi. Keliatannya sekarang beda banget sama dulu, jadi pengen mampir.

    Saya juga belum pernah tuh makan kerak telor. Pernah minta oleh2 dari temen saya yang tinggal di Jakarta, tapi dianya gak mau bawakan.

  6. Wah, koyoke asyik ya nek berduaan ndik kota tuaaa…Btw dirimu dewean opo karo konco Drex?

    Aku urung tau ngrasakne kerak telor, koyoke sih gak cocok karo ilate wong jatim ya?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini