Sejak pertama saya bergabung di ICT Watch dan aktif di kampanye Internet Sehat, saya menjadi paham bahwa benar jika Internet bisa disebut sebagai belantara Informasi yang luas, apa saja ada di sana, baik buruk ada di sana. Dan arus informasi di Internet meluncur begitu deras bak air yang menyembur dari Hidrant PMK. Susah bagi kita pengguna Internet untuk mengakses informasi tanpa terpapar hal buruk.
Karena Twitter ada di dalam Internet, maka analogi di atas juga berlaku di media sosial 140 karakter ini. Dan semalam, setelah saya cukup lama tak menghiraukan – cara terbaik menghindar dari paparan hal buruk internet – hal buruk di Internet dan Twitter, saya hanyut dalam sebuah perbincangan salah satu seleb Tweet yang entah kenapa harus meladeni selet Tweet *eh* seorang penulis buku islami – katanya – yang sejak ramai copras-capres ia cukup banyak digunjingkan di media sosial hingga sudut kantin kantor.
Lalu, kenapa sih sampai saya posting di Blog ini? Seperti yang kita tahu – kecuali yang fanatik sama dia – orang yang tak perlu saya sebut namanya di sini cukup getol membuat tulisan di media sosial FB maupun Twitter yang cukup membuat jengah orang yang membacanya. Tak jarang, banyak yang menyebut tulisannya tak lebih hanyalah sebuah kebencian. Dan IMHO ini sudah masuk Hate Speech di Internet
Jelas, yang namanya Hate Speech adalah buruk, tidak sehat, serta tak layak jika hal tersebut dikategorikan sebagai Kebebasan Berekspresi atau Berpendapat di Internet.
Jika diperhatikan dengan seksama, tidak hanya satu akun – orang yang tak akan saya sebut namanya di postingan ini – itu saja. Banyak sekali website dan akun yang menyebarkan kebencian ke sesama di Internet. Hal ini membuat tujuan diciptakannya Internet untuk menjadi media penghantar hal-hal baik dan positif tercemar. Akibatnya, membuat pengguna lain utamanya pengguna baru yang minim akan literasi akan mengiyakan dan mengamini sebuah kebencian yang dibungkus apik dalam sebuah tulisan, terlebih dengan membawa nama Agama di dalamnya.
Kembali ke Twitter. Sesaat setelah saya hanyut dengan mengamati percakapan seleb Tweet dan selet Tweet yang ujungnya sang seleb Tweet memilih tidak menghabiskan kalori yang ia timbun untuk meladeni cuitan “Tempe” sang selet Tweet, saya gemes. Iya, gemes banget. Hasilnya, saya melakukan apa yang diharapkan para developer Twitter dengan membuat fungsi Block dan Report Spam. Saya yakin, teman-teman juga sudah paham fungsi ini. 🙂
That’s reason why Twitter create Block & Report Spam feature. Simple dude.. Take Action.. Just give 2 Click!!! pic.twitter.com/dH7ndfPhR8
— Frenavit Putra (@frenavit) November 24, 2014
Daripada gemes dan meladeni cuitan “Tempe”, mending mengoptimalkan kalori dari tempe yang kita makan dengan menggunakannya untuk Klik Block dan Report Spam akun Twitter selet Tweet tesebut. Gampang, tak perlu menguras banyak kalori untuk klik yang saya hitung tak lebih dari 10 klik, namun insyaAllah hasilnya nyata.
Jadi, dari pada meladeni dengan ikutan scroll TL kepo, nyinyir, bahkan hingga debat kusir yang tak tahu juntrungannya, mending mari wujudkan harapan pengembang Twitter yang menciptakan fungsi Block dan Report Spam untuk memblokir dan melaporkan akun yang tidak baik. Ayo Action!!! Tak usah diladeni!!!
FYI cara Block dan Report Spam Akun Twitter:
- Login ke Twitter melalui web browser. (Wajib punya Twitter).
- Masuk ke halaman profile akun yang menyebarkan kebencian. URL profile: http://twitter.com/namaakun.
- Pilih dan Klik icon gear.
- Pilih dan Klik Block or Report (Blokir atau Laporkan ID.red)
- Pilih dan centang Block @namaakun serta File Report.
- Pilih This is Spam Account – pilihan lainnya juga boleh -.
- Pilih dan klik Block / Blokir.
- Selesai.
Oh ya, cara yang sama juga bisa dilakukan di Facebook atau di layanan media sosial lainnya loh! Hanya saja perlu penyesuaian untuk step by step memblokir atau melaporkan akunnya.
Disclaimer: Kalau sampeyan mikir postingan ini meladeni orang yang tidak akan saya sebut di postingan ini, ya silahkan saja. Bebas. Hehehe.. Saya hanya mau share aja sedikit uneg-uneg saja, yang mungkin bermanfaat dan efektif menyikapi hate speech di media sosial, khususnya Twitter.
oh begitu caranya. makasih Fre
mlebu spam maneh 😐
Iya setuju sama mute twitter/unfollow FB untuk akun yg kita kenal, biar gak sakit hati gitu.
Wah soal si Jonriah Ukur itu, menurutku kok dia sebenarnya cari sensasi aja. Dari caranya menulis kalimat dmei kalimat, sebenarnya dia rapi lo nulisnya. Ujung2nya khan jualan tadi sih huhauhauhaua…
Tapi tetep ae nyawang raine mentolo njejek kok Drex huahahaha…
kaya nya saya yang paling jarang gunain fitur ini karna yang saya follow hanya temen-temen yang saya kenal aja, baik itu di dunia nyata maupun maya. hehe
Gak disebut namanya tapi ditongolin di screen shoot hihihi…
Terima kasih psotingannya. Lagi belajar maen Twitter nih…
Jangan lupa ada satu fitur Twitter, yaitu mute ( mute notification )… Jika itu sebenarnya kita kenal/akrab di dunia nyata, tapi secara pribadi tidak menyukai kicauannya di dunia maya, fitur ini yang aku pakai… hehehe…
Begitu pula di Facebook, ada pilihan fitur unfollow yang mirip dengan konsep mute di twitter ( timeline/post hilang tapi tetap berteman ).
Suiipp mas Broh… Terimakasih sharingnya di sini. Mantep dan bermanfaat sekali.
Btw aku gak mbok mute kan? 😛
Wah saya sudah lama ngeblock om-om-sebar-kebencian-lalu-jual-tiket-seminar itu. Sudah sejak akhir bulan Juni kalau ga salah. Ga cuma di twitter. Di facebook juga. Karena kadang unfriend ga cukup. 🙂
Huehehe.. Kalau Facebook sudah dari kapan lalu mas.. Twitter baru semalam, sesaat sebelum postingan ini aku tulis. Hehehe..
Heran, kok ada orang kayak gitu 😛
Kebalik kita, soale aku jarang facebookan sih. 🙂