Beberapa hari belakangan ini saya sedikit dibuat jengkel dengan telepon dari salah satu perusahaan asuransi. Bayangkan saja, setiap pagi mereka telepon ke Saya untuk menawarkan paket asuransi. Ya, walaupun Saya orangnya tidak begitu sibuk dan dikejar-kejar waktu, Saya merasa telepon dari sales Asuransi tersebut cukup mengganggu karena apa yang mereka lakukan kesannya memaksa banget supaya Saya apply paket asuransi yang mereka tawarkan. Karena “Memaksa” tersebut Saya bukan jadi tertarik, malah jadi empet dan dari pada empet itu saya pendam sendiri mending saya bagikan di postingan ini. Siapa tahu bermanfaat. Kalau tidak ya tidak apa-apa. 🙂
Kata “Memaksa” terpaksa saya pakai untuk menggambarkan apa yang dilakukan oleh sales asuransi tersebut karena beberapa kali Saya dengan halus menolak penawaran dari mereka, ternyata mereka tetap saja kekeh membujuk saya untuk apply paket asuransi yang mereka tawarkan. Bahkan ketika saya berikan alasan yang menurut Saya cukup logis dengan mengatakan Saya akan apply, tetapi tidak sekarang karena Saya harus menyesuaikan keuangan dulu, mereka tetap pantang menyerah. So, tidak salahkan jika saya bilang apa yang mereka lakukan itu termasuk “Memaksa”?
Dalam benak berfikir, kenapa sih para sales itu harus menawarkan produk Asuransi dengan cara “Memaksa”? Apakah karena para sales asuransi tersebut kejar target nasabah? Bisa jadi.
Sebagai manusia biasa yang hidup di Negara yang membebaskan setiap warganya untuk berpendapat, saya berfikir bahwa tak seharusnya para sales asuransi tersebut menawarkan asuransi sampai seperti itu. Menurut hemat saya, oke tak apalah di kejar target, tapi jalan memaksa dan terus memaksa bukanlah solusi untuk mendapatkan nasabah. Yang ada malah calon nasabah lari duluan sebelum memutuskan untuk apply karena males dan empet di paksa-paksa dan dikejar-kejar.
IMHO, calon nasabah adalah aset. Maka yang harus dilakukan adalah mendekati aset tersebut dengan pendekatan yang benar supaya tertarik untuk apply. Salah satu caranya adalah dengan buat calon nasabah aware dengan produk asuransi yang ditawarkan. Dengan membuat aset atau calon nasabah aware pada produk asuransi, misal pentingnya punya asuransi, manfaat apa yang diperoleh saat nasabah punya asuransi, dsb, saya yakin akan banyak calon nasabah yang akan apply asuransi.
Lalu, pasti ada yang akan membela diri dengan bilang seperti ini “Nah kan sales asuransi sudah menjelaskan produk asuransinya?!” Iya memang. Tapi dari pengalaman saya, memang sales asuransi tersebut menjelaskan produk asuransi yang mereka tawarkan. Setuju apa tidak penjelasan mereka bukanlah sebuah penjelasan yang mencerahkan, tetapi penjelasan yang datar karena mereka “MEMBACA” bukan menjelaskan. Jadi, calon nasabah kabur duluan sebelum tertarik. Terlebih bagi mereka yang sibuk. Ngapain harus mendengarkan orang “MEMBACA” TOR Produk asuransi. Benar bukan?
Mungkin sampai di sini saja uneg-uneg saya menyoal pengalaman kejar-kejaran dengan sales asuransi. Pesan saya pada sales asuransi yang mungkin membaca tulisan ini, coba mulai membuat aware para calon nasabah dengan menjelaskan produk asuransi, bukan membacakan TOR produk asuransi ke Nasabah. Jika calon nasabah aware, saya yakin mereka akan apply produk asuransi yang ditawarkan. Termasuk saya. 🙂
Untunge aku freelancer Vit, walhasil gak dikejar2 asuransi soalnya mereka nggak mungkin tau berapa penghasilanku perbulan hahaha.. kalaupun aku mampu, aku gak akan apply asuransi sih kalau memang gak butuh. Soalnya ada asuransi yg menurutku PASTI karena Dia khan sudah berjanji. dan janji DIa PASTI ditepati, soalnya di adalah Tuhan. Apa itu asuransi dari Tuhan? Mudah sebenarnya, yaitu: bersyukur.
– Gus Ndop Ngganteng-
Huhehehehe, petuahnya gus Ndop oke bgt… Hahaha
Aku jg bukan pegawai dg gaji gedhe mas ndop, gak tau kok bisa tahu nomorku dari mana. 😐
Kalo misal kmu ditawarin asuransi lagi, langsung potong pembicaraan dgn pertanyaan “apa anda sudah pernah claim asuransi ini?”
Huehehe… Syedaaappp pertanyaanya..
Makasih mbak sudah berkunjung ke blogku.. hihihi..