Mulai santer terdengar kabar bahwa orang no 1 Republik Indonesia itu akan berkantor di Surabaya sejak 2 hari yang lalu. Beberapa media masa atau surat kabar di Surabaya mulai ramai memberitakan persiapan Pemkot Surabaya guna menyambut RI 1 itu. Bagi mahasiswa dan manusia biasa seperti saya ini kedatangan Bapak Presiden ke Surabaya tak ayalnya kedatangan Artis-artis papan atas Ibu Kota yang hendak manggung atau perform di Surabaya, nothing spesial for me dan Surabaya tetaplah Surabaya, hari-hari ya berjalan seperti biasanya.
Dari berita yang saya baca dan dengar baik dari koran maupun TV, Bapak Susilo Bambang Yudoyono atau akrab di sapa SBY datang pada tanggal 13 Desember 2010 dan “sementara” akan berkantor di Surabaya guna melakukan beberapa tugas Negara mulai malam ini hingga tanggal 16 Desember 2010 nanti.
Aktivitas selama di Surabaya, SBY akan memberikan kuliah umum di Institut Teknologi 10 November (ITS) pada Rabu 14 Desember 2010 dan siang harinya akan membahas Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk TKI bersama perwakilan bank seluruh Indonesia di Gedung Grahadi Surabaya.
Lah katanya ndak ada yang spesial atau biasa saja soal kedatangan Pak SBY ke Surabaya, lah kenapa kok sampai posting di Blog segela?? Hati dan fikiran saya tergerak untuk menulis di blog menyoal kedatangan Sby di Kota Sby tak lain dan tak bukan karena terhembus isu di masyarakat dan pemberitaan bahwa diwacanakan ibu kota negara Indonesia akan di pindah ke Surabaya. Pertanyaan saya, kenapa sih harus ada isu atau informasi yang belum jelas kebenarannya tersebut?? Apa coba untungnya.
Jika melihat apa yang saya tulis di paragraf ke-2 dalam postingan ini, Orang No 1 di Indonesia itu datang ke kota Surabaya untuk menjalankan tugas Negara dan mengisi kuliah tamu di ITS, bukan lantas untuk survei kelayakan Kota Pahlawan untuk menjadi Ibu Kota Negara. Lantas kenapa kita harus “gupuh sak karepe dhewe” menyikapi kedatangan Sby di Surabaya dan Wacana-wacana perpindahan Ibu Kota Negara itu?? Bahkan hingga terjadi pro dan kontra, penolakan kecaman dan lain-lain. Lah wong Pak Sby loh tenang-tenang saja tidak mengeluarkan statement perihal perpindahan Ibu Kota Negara tersebut.
Kalau boleh dan diperkenankan saya mengeluarkan uneg-uneg dari hati dan pemikiran manusia biasa ini, wacana-wacana yang mungkin dilontarkan oleh anggota dewan, petinggi partai atau siapalah itu tak lebihnya hanyalah omongan basa-basi bahkan omongan kurang kerjaan seperti omongan saya dengan teman-teman saya di tempat kuliah yang sering ngaco dan tidak jelas ujungnya apalagi kebenarannya.
Masalah apakah benar tidaknya atau bahkan benar direalisasikan bahwa Surabaya menjadi Ibu Kota negara menggantikan Kota Jakarta, sekali lagi itu kan hanya wacana.. oke.. wacana.. dan wacana itu kan hanya sebatas wacana dari masing-masing pribadi saja atau golongan. Dan di Negara pemnganut Demokrasi seperti Indonesia ini setiap pribadi atau golongan melontarkan wacana akan sebuah hal kan bukan merupakan hal yang dilarang atau hukumnya haram. Setiap orang punya wacana akan sebuah hal, namun wacana itu kan belum tentu menjadi kenyataan toh?? So…
Hehehe, iya nih. Kan emang “grusa grusu” adalah ciri media kita. Mantan wartawan infotainment semua kayaknya *asal* *dihajar massa*
Coba cek disini: http://post.ly/1Cpyq
Hahaha.. bener mbak.. sudah grusa-grusu dan klo boleh saya nambahin agak lebay dikit :hammer